HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL HADDAD (Penyusun Ratib Al Haddad)


 

Nama lengkap beliau adalah Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah Al Haddad. Beliau lahir malam Senin 5 Shafar 1044 H atau sekitar 31 Juli 1634 M di Subair, pinggiran Tarim, Hadhramaut, Yaman. Beliau diasuh dan dibesarkan di kota Tarim yang pada masa itu dikenal sebagai pusat kaum ‘Alawiyyin (sebutan untuk keturunan Sayyidina Husein bin  Ali bin Abi Thalib Ra.)

 Al Imam Abdullah Al Haddad diasuh dan dididik langsung oleh ayahnya, terutama setelah beliau berusia 4 tahun, dimana pada saat itu kedua mata penglihatan beliau utidak dapat melihat akibat penyakit cacar. Sekalipun beliau tidak dapat melihat dengan mata lahir, tetapi Allah SWT sungguh telah menggantinya dengan penglihatan mata bathin yang ternyata lebih terang dan jernih, disamping itu beliau memiliki adh-dhaabithu al qawiyyu (daya ingat yang kuat). Terbukti dalam usia beliau yang sangat dini, beliau telah berhasil hafal al qur’an, sekaligus menguasai kitab-kitab karya Al Imam Al Ghazali.

Di masa mudanya, beliau cenderung menjauhkan diri dari gaya hidup remaja seusianya. Pada waktu-waktu tertentu beliau sering melakukan khalwah (menyendiri) di tempat-tempat yang sunyi untuk tafakkur dan beribadah. Beliau tekun menuntut ilmu, keliling dari masjid ke masjid, dari satu kota ke kota yang lain, mendengar dan menimba ilmu dari para guru yang masing-masing memiliki keahlian di bidangnya. Beliau sering berziarah ke makam Al Imam Ahmad Al Muhajir yang berada di sebuah desa bernama Husaisah. Selesai berziarah beliau menimba air untuk mengisi kolam-kolam masjid yang berada di sekitar makam itu.

Seperti umumnya aqidah yang dianut keluarga ‘Alawiyyin di Hadhramaut, maka aqidah yang dipegang oleh Al Imam Abdullah Al Haddad juga Ahlussunnah wal jamaah, suatu aqidah yang menurut beliau benar-benar memegang teguh teladan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Ketika beliau ditanya “apakah madzhab Al Asy’ari merupakan satu-satunya madzhab yang benar?”. Beliau menjawab : “Tidak. Tetapi apa yang ada didalam madzhab Al Asy’ari adalah haqq (benar), sedangkan didalam madzhab-madzhab yang lain ada yang haqq dan ada pula yang bathil (tidak benar).”

Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad wafat malam Selasa menjelang fajar tanggal 7 Dzulqa’dah 1132 H dalam usia 88 tahun dan dimakamkan di pemakaman Zanbal, di pinggiran kota Tarim, Hadhramaut, Yaman.

 

 Sumber :

 MENYINGKAP RAHASIA RATIB AL-HADDAD

Penyusun : Habib Muhdhor Assegaf

Penerbit      : AL ANWAR

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAJIBKAH BERMADZHAB

Saudaraku yang kumuliakan, mengenai keberadaan negara kita di indonesia ini adalah bermadzhabkan syafii, demikian guru guru kita dan guru guru mereka, sanad guru mereka jelas hingga Imam syafii, dan sanad mereka muttashil hingga Imam Bukhari, bahkan hingga rasul saw, bukan sebagaimana orang orang masa kini yang mengambil ilmu dari buku terjemahan lalu berfatwa untuk memilih madzhab semaunya, Anda benar, bahwa kita mesti menyesuaikan dengan keadaan, bila kita di makkah misalnya, maka madzhab disana kebanyakan hanafi, dan di Madinah madzhab kebanyakannya adalah Maliki, selayaknya kita mengikuti madzhab setempat, agar tak menjadi fitnah dan dianggap lain sendiri, beda dengan sebagian muslimin masa kini yang gemar mencari yang aneh dan beda, tak mau ikut jamaah dan cenderung memisahkan diri agar dianggap lebih alim dari yang lain, hal ini adalah dari ketidakfahaman melihat situasi suatu tempat dan kondisi masyarakat. Memang tak ada perintah wajib bermadzhab secara shariih , namun berma
Baca selengkapnya

KEUTAMAAN MAJELIS DZIKIR

Sabda Rasulullah saw : “sungguh Allah memiliki malaikat yg beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis majelis dzikir, bila mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara hadirin hingga langit dunia, bila majelis selesai maka para malaikat itu berpencar dan kembali ke langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha Tahu : “darimana kalian?” mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu, mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid pada Mu, bertakbir pada Mu, dan meminta kepada Mu, Maka Allah bertanya : “Apa yg mereka minta?”, Malaikat berkata : mereka meminta sorga, Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorgaku?, Malaikat menjawab : tidak, Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”. Malaikat berkata : pastilah mereka akan lebih memintanya, Allah bertanya lagi : Apa yg mereka minta? Malaikat berkata : mereka meminta perlindungan Mu, Allah berkata : “mereka meminta perlindungan dari apa?”, Malaik
Baca selengkapnya

DZIKRULLAH BIL LISAN

Rasulullah SAW bersabda : "Perbanyaklah oleh kalian dzikir kepada Allah, karena sesungguhnya tidak ada amalan yang dicintai dan menjaga dari kejahatan dunia dan akhirat melebihi dzikrullah" Al faqih Abulaits Assamarqandi berkata : " Ada 7 kalimat yang jika dibaca akan mendapat kemuliaan dari Allah dan para malaikat, menghapus dosa dan akan mendapatkan khusnul khotimah : 1. Jika memulai sesuatu yang baik bacalah Bismillaahirrahmaanirrahiim 2. Jika mengakhiri sesuatu yang baik bacalah Alhamdulillaah 3. Jika menginginkan sesuatu yang baik ucapkan Insya Allaah 4. Jika menghadapi sesuatu yang tidak baik ucapkan Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah 5. Jika mendapatkan musibah ucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilayhi rooji'uun 6. Perbanyaklah membaca Astaghfirullaah al 'adhiim 7. Perbanyaklah membaca Laa ilaaha illallaah Muhammadur rosulullaah Sumber : Nashoihul Ibad 
Baca selengkapnya