Postingan

SESAAT KESADARANKU HILANG

  Kang Rohmad seketika berseru “Ya Allaah........” setelah serangkaian gerbong kereta api penumpang lewat dengan cepat sesaat setelah Kang Rohmad bersama istri dan anak pertamanya sukses melewati sebuah rel kereta api ganda yang tidak berpalang di daerah sebelah barat Lingkungan Industri Kecil (LIK) Kabupaten Tegal. Jantungnya berdegup kencang karena membayangkan seandainya kecepatan sepeda motor Supra X yang mereka tumpangi sedikit lebih lambat entah bagaimana jadinya nasibnya.   Ya. Saat itu Kang Rohmad bermaksud silaturahim kepada pamannya di sebuah desa yang berada dalam wilayah Kabupaten Tegal. Dengan mengajak serta istri dan anak laki-lakinya diapun memacu sepeda motor “jaka lara” nya dengan kecepatan sedang, hanya sekitar 60 km/jam menyusuri jalan aspal pantai utara jawa. Setelah sampai di LIK Kabupaten Tegal dia berbelok kanan dan menyeberang ke arah barat Setelah melewati gerbang desa, dia harus melewati rel kereta api ganda. Entah mengapa dia langsung melintas tanpa sebelum

WADZKUR !

Cermin… Mirror… Pengilon… Whatever it's name Ingatkah kita bahwa hampir setiap hari kita akan berdiri di depan sebuah cermin? Siapa yang terlihat disana? Apa yang kita lihat disana? Apa yang kita cari disana? Selanjutnya apa yang akan dilakukan? Ternyata yang ada adalah pantulan diri kita, yang terlihat adalah fisik kita, yang kita cari (seringkali) adalah kekurangan kita, selanjutnya yang dilakukan adalah mengurangi kekurangan kita. Jika rambut terlihat acak-acakan maka kita akan mencari sisir dan merapikannya (atau malah sebaliknya mengacak-acak yang sudah rapi). Jika sudah terlihat kerutan di wajah maka berusaha untuk mengurangi kerutan itu. Intinya ada berbagai pilihan yang tersedia di otak kita untuk menyikapi informasi yang ditangkap dari bayangan kita di dalam cermin. Berusaha mengurangi kekurangan, ataukah hanya menutupi kekurangan itu. Tidak mustahil pula kita justru mengurangi kerapihan yang sudah tertata. Dan mungkin juga kita abaikan saja yang ada. -------- Jika kita fl

ENJOY.. NIKMATI PROSESNYA

Gambar
Bulan Agustus telah tiba. Semarak peringatan Hari Kemerdekaan RI telah terasa dengan mulai banyaknya aktivitas masyarakat menyambut momen rutin tahunan tersebut. Kepanitiaan bahkan sudah terbentuk jauh sebelum bulan yang sakral bagi bangsa Indonesia ini sampai di depan mata. Kerja bakti memasang bendera Merah Putih dan umbul-umbul hampir serentak dilaksanakan di seluruh wilayah terutama tingkat RT. Dengan semangat dan riang gembira, seluruh unsur masyarakat bergotong-royong baik pria maupun wanita, orang dewasa sampai para bocil ikut meramaikan kegiatan yang merupakan salah satu ciri khas masyarakat Indonesia itu. Sumber : https://www.infofotografi.com/blog/2018/08/bahas-foto-panjat-pinang A few years earlier... "Terus... terus... delat maning ka..." "Laaaaaaah... mlorod maning", "Idilah kolore nganti ketarik mengisor ha.. ha.. ha.." Riuh penonton membahana di sekitar lokasi lomba panjat pinang yang diselenggarakan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI beberapa

Pembacaan Al Qur'an, Tasbih, Tahlil dan Sholawat di Hadapan Jenazah atau Makam

Gambar
  Kita semua diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa berdzikir kepada-Nya. Salah satu yang sering dilupakan oleh kita adalah dzikrulmaut, ingat akan adanya kematian. Di akhir zaman ini, banyak orang yang tidak dapat memetik pelajaran dari sesosok jenazah yang terbujur kaku. Bahkan, saat itu banyak orang yang justru membicarakan perkara duniawi belaka dan tidak berdzikir kepada Dzat yang menciptakan kehidupan dan kematian. Bukankah daripada membicarakan urusan dunia di hadapan jenazah atau makam lebih baik membaca Al Qur'an, tahbih, tahlil, sholawat dan kalimat dzikir lainnya? Amirul Mu'minin Utsman bin Affan RA berkata bahwa dahulu setelah jenazah dikebumikan, Rasulullah SAW berdiri di depan makam dan bersabda : " Mintakanlah ampun bagi saudara kalian ini dan berdoalah agar ia diteguhkan (dalam menjawab pertanyaan malaikat), sebab saat ini ia sedang ditanya. (HR Abu Dawud) Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa suatu saat Rasulullah SAW berjalan bersama para sahaba

KH KHOLISON : TIDAK ADA KADER PENGGERAK NU YANG GAGAL

Gambar
Seratusan alumni PKPNU dari angkatan I - X terlihat antusias mengikuti Silatda 3 yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Tegal tanggal 15 Desember 2021 di Gedung NU Kota Tegal. Kegiatan yang mengambil tema Upgrading Wawasan Kebangsaan ini menghadirkan instruktur nasional KH Mukhlison, SH. Ketua PCNU Kota Tegal, dr. Abdal Hakim Tohari menyampaikan bahwa 536 alumni kalau memiliki semangat pasti bisa menggerakkan kegiatan NU Kota Tegal sampai tingkat ranting. Beliau juga mengajak semua warga NU untuk berdoa semoga muktamar yang sebentar lagi akan digelar dapat berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang membawa keberkahan bagi NU. KH. Kholison, SH menyampaikan bahwa Silatda dilaksanakan untuk menyatukan semua angkatan pkpnu dalam satu ikatan emosional. Analisa beliau rasio kader dibanding warga Kota Tegal adalah 536 : 200.000. Hal ini masih jauh dari harapan. Semakin banyak kader akan semakin kuat membentengi akidah masyarakat. Menurut beliau, menjadi kader militan adalah berat namun yang

ONCE UPON A TIME IN A BEACH

 Semburat kuning keemasan milik sang surya memberikan warna di wajah seorang lelaki paruh baya yang tengah asyik duduk di bibir Pantai dengan Alam nan Indah. Pandangannya menerawang menembus luasnya lautan melalui lensa kacamata minusnya yang sudah tebal.  Entah apa yang ada dibenaknya saat itu. Terlihat bibirnya bergerak tipis. Tak ada yang tahu apakah dia sedang bergumam ataukah mengeluh ataukah bersenandung ataukah berdzikir atau justru sedang melayangkan protes kepada Dzat Pemilik Lautan.  Kang Rohmad. Ya... ternyata dia Kang Rohmad. Deburan kecil menghantam sisi tumpukan batu pemecah ombak. Angin semilir membelai rambutnya yang lurus cenderung kaku namun klimis. "Ya Allaah Gusti, aku ora bisa mbayangna carane Panjenengan nggawe banyu sak mene akehe... Maha Agung Panjenengan Gusti.." Kang Rohmad yang sedang galau memutuskan untuk piknik religi ke tepi pantai. Dia memilih tempat piknik gratisan yang tidak dijaga oleh petugas penarik retribusi. Seolah ingin menumpahkan kega

ULAMA, DIMANAKAH ENGKAU BERADA ?

Gambar
  Assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakatuh Suatu malam sesaat setelah mendapatkan kabar wafatnya ulama kharismatik Kota Tegal, Al Habib Thohir bin Abdullah Al Kaff, aku melihat sebuah status di akun Whatsapp   saudara sepupu yang berisi tulisan yang sederhana tapi sangat menyentuh : “BIASANYA BERSLIWERAN FOTO MASYAYIH BESERTA QUOTE DAWUHNYA. TAHUN INI BERSLIWERAN FOTO MASYAYIH BESERTA LAFAZ ISTIRJA *) ” *) Istirja : innaa lillaahi wa innaa ilayhi rooji’uun Ya. Di masa pandemi covid-19 yang dirasakan hampir seluruh negara di dunia ini, khusus di Indonesia sudah ratusan ustadz dan kyai kharismatik Nahdlatul Ulama telah kembali ke haribaan-Nya. Suasana sedih dan duka menyelimuti kita sebagai umat islam pada umumnya terutama nahdliyyin. Bagaimana tidak? Bagi Nahdlatul Ulama, sosok ulama adalah soko guru yang keberadaannya sangat strategis. Merekalah yang menjadi panutan dalam kehidupan bermasyarakat, menjadi pengayom bagi yang membutuhkan ketenangan dan menjadi guru bagi yang

HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL HADDAD (Penyusun Ratib Al Haddad)

Gambar
  Nama lengkap beliau adalah Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah Al Haddad. Beliau lahir malam Senin 5 Shafar 1044 H atau sekitar 31 Juli 1634 M di Subair, pinggiran Tarim, Hadhramaut, Yaman. Beliau diasuh dan dibesarkan di kota Tarim yang pada masa itu dikenal sebagai pusat kaum ‘Alawiyyin (sebutan untuk keturunan Sayyidina Husein bin   Ali bin Abi Thalib Ra.)   Al Imam Abdullah Al Haddad diasuh dan dididik langsung oleh ayahnya, terutama setelah beliau berusia 4 tahun, dimana pada saat itu kedua mata penglihatan beliau utidak dapat melihat akibat penyakit cacar. Sekalipun beliau tidak dapat melihat dengan mata lahir, tetapi Allah SWT sungguh telah menggantinya dengan penglihatan mata bathin yang ternyata lebih terang dan jernih, disamping itu beliau memiliki adh-dhaabithu al qawiyyu (daya ingat yang kuat). Terbukti dalam usia beliau yang sangat dini, beliau telah berhasil hafal al qur’an, sekaligus menguasai kitab-kitab karya Al Imam Al Ghazali. Di masa mu

DAPAT MERASAKAN NIKMAT SUATU NIKMAT ADALAH SUATU NIKMAT

Suatu saat penulis mencoba melontarkan satu pertanyaan sederhana di salah grup WA. Dengan mengambil tokoh seorang bocah yang bertanya "BISANE GUSTI ALLAH ORA TAU NGEI REJEKI BRUK LANGSUNG ? " Berbagai tanggapan dan jawaban disampaikan oleh anggota grup. Ada yang menjawab dengan sedikit guyon "ning dinain bruk langsung mbokan sing dinain kaget", adapula yang menjawab dengan serius "intine melatih kesabaran kita sampe  berapa ketaqwaan kita kepada Allah SWT dan agar kita berdoa dan berikhtiar" dan berbagai jawaban yang lain. Satu kesimpulan yang dapat penulis ambil dari jawaban-jawaban anggota grup adalah kita hampir selalu menganggap bahwa rejeki hanyalah berupa uang atau harta. Kita sering menafikan nikmat Allah dalam wujud lain terutama yang bersifat abstrak atau ghoib yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya namun tidak dapat ditangkap indera penglihatan kita. Kesehatan, keselamatan, kesempatan, kelancaran dan lain sebagainya sering kita anggap tida

KENAPA AKU MEMILIH NAHDLATUL ULAMA?

Suatu malam dengan ditemani secangkir kopi yang tidak menentu rasanya, pahit manis bercampur dengan kadar yang tidak sesuai aturan seperti tercantum dalam bungkus kopi, kubaca sebuah tulisan tentang kisah seorang wali bersama seseorang muridnya yang menanyakan konsep tauhid. Sebuah kisah yang memberikan gambaran sederhana tentang cara para wali menyampaikan kebenaran nilai-nilai agama tanpa melukai perasaan orang lain, pemeluk agama lain ataupun orang yang belum mengenal agama. Pernah ada murid salah satu anggota Walisongo yang ragu pada konsep tauhid bertanya, "Tuhan kok jumlahnya satu? Apa nanti tidak kerepotan dan ada yang terlewat tidak diurus?" Sunan yang ditanyai hal tersebut hanya tersenyum sejuk mendengarnya. Justru beliau minta ditemani murid tersebut menonton pagelaran wayang kulit. Singkat cerita, sunan tersebut berkata pada muridnya, "Bagus ya cerita wayangnya..." Si murid pun menjawab penuh semangat tentang keseruan lakon wayang malam itu. &qu