SESAAT KESADARANKU HILANG
Kang
Rohmad seketika berseru “Ya Allaah........” setelah serangkaian gerbong kereta
api penumpang lewat dengan cepat sesaat setelah Kang Rohmad bersama istri dan
anak pertamanya sukses melewati sebuah rel kereta api ganda yang tidak
berpalang di daerah sebelah barat Lingkungan Industri Kecil (LIK) Kabupaten Tegal.
Jantungnya berdegup kencang karena membayangkan seandainya kecepatan sepeda
motor Supra X yang mereka tumpangi sedikit lebih lambat entah bagaimana jadinya
nasibnya.
Kang Rohmad sampai saat ini jika teringat kejadian itu merasa bersyukur karena masih diselamatkan oleh Allah SWT. Karena kekurang-waspadaan, melamun atau sebab lain hampir saja dia dan keluarganya celaka. Padahal selama perjalanan mulai dari depan rumah sampai menyeberang di jalur pantura yang terkenal padat kendaraan pun dia mampu mempertahankan fokus dalam berkendara.
Saya, anda dan orang diluar kita hampir dapat dipastikan pernah merasakan hal yang sama. Betapapun kerasnya kita berusaha untuk fokus, tetap akan ada suatu masa dimana kita hilang kesadaran sesaat. Hilangnya kesadaran (walaupun sesaat) terkadang tidak menimbulkan efek, namun seringkali justru menimbulkan potensi bahaya.
Namun, sebagai manusia, jika suatu saat hilang kesadaran dan dalam ketidaksadaran itu melakukan hal yang dianggap tidak baik janganlah langsung menghakimi dan memberikan label “manusia penuh dosa” kepadanya. Jangan pernah mendoakan kecelakaan atau hal buruk menimpa mereka. Berilah teguran dengan nasihat yang bijak. Ingatlah bahwa mereka adalah manusia. Sudah menjadi ketentuan-Nya bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Ketidaksempurnaan manusia itulah bukti Ke-Maha Sempurna-an Allah. Tuhan kita dengan kekuasaan-Nya yang mutlak berkehendak menciptakan semua makhluqnya lemah, tidak berdaya dan penuh kekurangan.
Marilah mencoba menjadi manusia yang baik dengan mendoakan kebaikan untuk saudara-saudara kita sesama manusia. Kita pun pasti berharap jika suatu saat kita khilaf dan berbuat sesuatu yang tidak baik, saudara-saudara kita mau mendoakan kebaikan untuk kita. Bukankah orang yang dholim pun harus kita bantu dengan mendoakannya agar kembali menjadi baik?
Tiba-tiba sayup-sayup terdengar sebuah lagu yang sangat familier di telinga Kang Rohmad. Sambil menyeruput kopi jahe panas yang baru diseduh, dia memasang telinga dan mencoba mendengarkan dengan khidmat suara yang keluar dari seperangkat audio video di rumah yang berjarak kurang lebih sepuluh meter dari batas rumahnya.
Apakah bila terlanjur salah,
akan
tetap dianggap salah.
Tak
ada waktu lagi benahi diri.
Tak
ada tempat lagi untuk kembali
Komentar
Posting Komentar