MEMBACA, MERENUNGKAN DAN MENGAMALKAN ISI KANDUNGAN AL QUR'AN



Dari Utsman bin Affan r.a. beliau berkata bahwa Nabi saw. Bersabda : Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”
(HR Bukhari).


D
alam sebuah hadits, Umar bin Khattab r.a. berkata : ” Aku pernah duduk bersama Nabi SAW, maka beliau bertanya ”Ceritakanlah kepadaku tentang orang beriman yang paling utama keimanannya! Mereka (para sahabat) menjawab “Ya Rasulullah yang paling utama keimanannya adalah malaikat. Beliau menjawab “Ya, tentu saja, dan demikianlah halnya. Dan tidak ada yang menghalangi mereka bisa demikian karena Allah telah menempatkan mereka pada manzilah (tempat) yang Allah sediakan buat mereka. Tetapi (maksudku) siapa yang lainnya?. Mereka menjawab “Para nabi yang telah dimuliakan Allah dengan risalahNya dan nubuwahNya. Beliau menjawab “Ya, tentu saja, dan benar demikian keadaannya. Sebab tak ada halangannya karena memang Allah sediakan buat mereka. Tetapi (maksudku) siapa yang lainnya?. Mereka menjawab  “Ya Rasulullah, para Syahid (Syuhada) yang telah meminta kesaksian (dengan darah dan nyawanya) bersama para nabi. Beliau menjawab “Ya, tentu saja, dan benar demikian keadaannya. Sebab tidak ada halangannya karena sungguh Allah telah memuliakan mereka dengan syahadah (kesaksian tersebut beserta para nabi. Tetapi (maksudku) siapa yang lainnya?. Mereka menjawab “Kalau tidak demikian, siapa lagi Ya Rasulullah?”. Maka beliau sebutkan : “Golongan (orang-orang) yang berasal dari tulang punggung laki-laki, akan dating (hidup) sesudahku. Mereka beriman denganku padahal mereka tidak melihatku. Mereka dapati daun (kertas) yang tergantung (Al Qur’an), lalu mereka beriman dengan isi di dalamnya. Maka mereka itulah golongan orang-orang yang beriman yang paling utama keimanannya.”

Dalam riwayat diatas tersurat bahwa umat Nabi Muhammad SAW yang hidup jauh dari masa beliau akan mendapatkan derajat keimanan yang paling utama jika mereka beriman (percaya dengan yakin) tentang kebenaran isi dan kandungan al qur’an.

Keutamaan Al Qur’an

Al-Qur’an datang menyinari hati yang gelap dan menyinari jiwa yang gersang. Dan dia datang sebagai juru nasehat bagi orang yang membutuhkan bimbingan, sebagai pembawa kabar gembira bagi orang yang mau beriman dan sebagai pemberi peringatan bagi orang yang mengingkarinya. Betapa banyak kebaikan yang dapat di rasakan dengan kedatangannya, sehingga orang yang sedih akan menjadi gembira dengan membacanya dan orang yang bingung akan menjadi tenang jalannya serta orang yang hina akan menjadi mulia dengan mempelajari dan mengamalkannya.

Bahkan dilihat dari segi pahala dan keutamaannya. Al-Qur’an menyimpan sekian banyak pahala dan keutamaan bagi orang yang membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an maka pada hari kiamat akan di kumpulkan bersama rombongan malaikat yang mulia. Sedangkan bagi orang yang terbata-bata dalam membacanya akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala dia membaca Al-Qur’an dan pahala kesungguhan dalam membacanya dengan baik dan benar.

Sikap Rasulullah SAW dan para sahabat bila mendengar ayat Al Qur’an

Rasulullah SAW selalu membaca Al-Qur’an. Beliau juga suka mendengarkan bacaan dari sahabatnya, khususnya sahabat Ibnu Mas’ud. Beliau berlinang air matanya bila membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud: Suatu ketika Rasulullah SAW meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya membacakan untukmu, padahal Al-Qur’an diturunkan kepadamu?”. Dijawab nabi SAW: “Saya ingin mendengar dari orang lain”. Ibnu Mas’ud berkata, ”Maka saya bacakan surat An Nisa hingga sampai pada ayat “Fa kaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin waji’na bika ’ala ha’ula’i syahiida” (Bagaimanakah jika Kami telah mendatangkan untuk setiap ummat saksinya dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas semua ummat itu). Nabi bersabda, “Cukuplah sampai di sini”. Saya menoleh melihat nabi SAW sedang bercucuran air mata.“ {HR. Bukhori dan Muslim}.
Sahabat Rasulullah SAW juga selalu membaca Al-Qur’an. Ketika mereka menemukan ayat yang berkaitan dengan azab Allah, mereka membacanya berulang-ulang hingga berlinang air mata. Abu Bakar RA, jika beliau menjadi imam ketika sholat, maka akan terdengar isakan tangis beliau. 

Suatu ketika seorang sahabat ingin ke pasar mendapati Asma binti Abu Bakar membaca salah satu ayat diulang-ulang sambil menangis. Ketika sahabat tersebut kembali dari pasar, ia masih membaca ayat yang sama sambil menangis. Itulah sikap Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an. Kita sebagai ummat dan sebagai generasi penerusnya berusaha untuk bersikap seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an.

Setelah Rasulullah Saw meninggal dunia orang bertanya kepada Aisyah , “Bagaimana Akhlak Rasulullah ?”. Aisyah berkata ”Akhlak beliau adalah Al Qur’an” Ketika orang mendesaknya ”apa yang yang dimaksud dengan dengan akhlak Rasululah itu Al Qur’an? A’isyah memberikan contoh “ tidakkah kau baca surat Al Mukminun?”  Mungkin karena dalam surat tersebut karakter orang mukmin tergambar dengan jelas.

Wallaahu a’lam 

Diambil dari berbagai sumber

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAJIBKAH BERMADZHAB

KH KHOLISON : TIDAK ADA KADER PENGGERAK NU YANG GAGAL